Sabtu, 19 Mei 2012

Makalah Oli sebagai Pelumas

LEMBAR PENGESAHAN
“ SISTEM KERJA OLI SEBAGAI PELUMAS “
OLEH :
ROBBY HERMANTO ( KETUA KELOMPOK )
REDI NOVERI ( ANGGOTA )








GURU PEMBIMBING                                              WALI KELAS

(                                     )                                               ( NUR BETI )
( PENGANTAR )

Dengan rahmat Allah SWT, Kami ucapkan terima kasih. Atas berkatnya kami mampu menyelesaikan Makalah  ini. Dan kami juga ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing bidang studi, yang mana beliau telah memberi bimbingan berupa arahan-arahan yang sangat jelas pada kami.
Sebagai makhluk yang tidak sempurna, adakalanya dalam penyajian makalah ini tidak lah begitu lengkap dan memiliki kekurangan. Untuk itu, kami harapkan partisipasi dari semua pihak untuk memberi kritik dan sarannya atas kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.
                                                   

                                                                                                                                       Duri, Mei. 2010

Penyusun :

 













DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………             1
PENGANTAR............................................................................................              2
DAFTAR ISI ..............................................................................................              3
HALAMAN DAFTAR GAMBAR............................................................             4
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................               5
A. Latar Belakang Permasalahan ................................................................               5
B. Tujuan…………………………………………………………………..              5
BAB II
KAJIAN TEORITIS....................................................................................              6
A. Sistem Pelumasan....................................................................................              6
1. Pengertian Sistem Pelumasan ......................................................              6
2. Fungsi Pelumasan.........................................................................              9
B. Komponen Sistem Pelumasan Mazda MR 90.........................................               10
1. Pompa Oli (Oil Pump) .................................................................              10
2. Saringan Oli (Oil Filter)...............................................................               10
3. Pengatur Tekanan Oli ..................................................................              11
4. Bak Penampung Oli (Oil Pan) ....................................................               11
5. Indikator Tekanan Oli .................................................................               12
C. Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Mazda MR 90 ....................................                13
D. Minyak Pelumas Mesin .........................................................................                14
1. Klasifikasi Berdasarkan Kekentalan ...........................................               14
2. Klasifikasi Berdasarkan Kualitas ...............................................                15
E. Analisis Gangguan Sistem Pelumasan dan Cara Mengatasinya ............                16
1. Pemakaian Minyak Pelumas Yang Boros ...................................               16
2. Minyak Pelumas Menjadi Encer .................................................               19
3. Minyak Pelumas Kotor ...............................................................               20
4. Pompa Minyak Pelumas Rusak...................................................                20
5. Saringan Minyak Pelumas Tersumbat ........................................                20
6. Tekanan Minyak Pelumas Kurang .............................................                20
7. Tekanan Minyak Pelumas Tiba-Tiba Turun dan Tidak Bisa Naik Lagi……………………………………………………………..              20
8. Mesin Cepat Panas ......................................................................               21
9. Pelumasan Tidak Sempurna ........................................................               21
BAB III
PENUTUP ...................................................................................................              22
A. Kesimpulan..............................................................................................              22
B. Saran........................................................................................................              22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..              23




DAFTAR GAMBAR


Gambar 1. Sistem Pelumasan Basah dengan Sistem Penyaluran dengan Tekanan ( hal. 6 )

Gambar 2. Pompa Oli Type Internal Gear ( hal. 7 )

Gambar 3. Pompa Oli Type External Gear. ( hal. 8 )

Gambar 4. Pompa Oli Model Trochoid ( hal. 8-9 )

Gambar 5. Saringan Oli dengan Penyaringan Langsung ( hal. 11 )

Gambar 6. Pengatur Tekanan Oli (hal. 11 )

Gambar 7. Bak Penampung Oli (Oil Pan) ( hal. 12 )

Gambar 8. Indikator Tekanan Oli (hal. 13 )

Gambar 9. Pemeriksaan Gangguan Pada Sistem Pelumasan Mesin ( hal. 16

Gambar 10. Baut Pembuangan Minyak Pelumas ( hal. 17 )

Gambar 11. Saringan Minyak Pelumas.( hal.18 )






BAB I
( PENDAHULUAN )

A.    Latar belakang
Dengan semakin berkembangnya zaman, semakin bertambah pula kebutuhan manusia akan berbagai macam ilmu pengetahuan. Dan jika benar-benar ingin memahami dan mendalami suatu ilmu pengetahuan, ada baiknya kita lakukan penelitian untuk membuktikan kebenarannya. Pada kesempatan ini, kami yang ingin memberi saran kepada dunia pendidikan dalam penggunaan fasilitas yang efisien dan modern, telah merancang sebuah fasilitas yang dapat membawa perubahan dalam dunia pendidikan.

B.    Tujuan

·         Untuk Menciptakan suasana modern dan efisien dalam dunia pendidikan
·         Untuk Mengurangi Terjadinya kekurangan kursi atau meja pada suatu kelas
·         Untuk Memahami Sistem kerja ensel pada alat yang telah di rancang

C.     Manfaat Penelitian
·         Menciptakan suasana modern, efisien dan nyaman dalam belajar
·         Mengurangi dana dalam anggaran
·         Mencegah terjadinya ketidak cukupan fasilitas kursi dan meja dalam suatu kelas.












BAB II

( KAJIAN TEORITIS )

A.   Sistem Pelumasan

1. Pengertian Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan adalah merupakan salah satu sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk mengatur dan menyalurkan minyak pelumas ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Sistem pelumasan kendaraan menggunakan media fluida yaitu minyak pelumas. Pelumasan mesin pada kendaraan disebut dengan oli mesin. Perbedaan oli mesin dengan pelumas lainnya yaitu oli mesin menjadi kotor dengan adanya karbon, asam dan zat kotoran lainya yang diakibatkan oleh adanya pembakaran.
Pada sistem pelumasan basah terbagi menjadi tiga macam system pelumasan yaitu: Sistem percikan (splash system), Sistem penyaluran dengan tekanan (pressure feed system ), Sistem Pelumasan Kombinasi.
Sistem pelumasan mesin yang dipakai pada Toyota Starlet adalah Sistem Pelumasan Basah dengan Sistem Penyaluran dengan Tekanan.
Pada sistem Penyaluran dengan Tekanan (pressure feed system) oli disalurkan dengan pompa oli. Pelumasan pada bearing poros engkol, bearing poros bubungan, poros rocker arm  dilakukandengan cara oli ditekan langsung oleh pompoa oli , sedangkan pelumasan pada dinding silinder dan roda gigi timing dilakukan dengan cara oli disemprotkan melalui nozel. Untuk melumasi mekanisme katup dilakukan dengan cara memanfaatkan tetesan oli yang akan kembali ke oli pan (bak carter) setelah melalui rocker arm.

Gambar 1. Sistem Pelumasan Basah dengan Sistem Penyaluran dengan Tekanan (Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)


Ada dua macam tipe pompa oli, adalah sebagai berikut:
·         Pompa Oli Model Roda Gigi
Pompa oli model roda gigi penggerak (drive gear) dan gigi yang digerakkan (driven gear).            Kedua komponen berputar secara bersama sama untuk menghisap dan memompakan oli keluar. Pompa oli model roda gigi terbagi atas dua tipe yaitu:

a)      Type Internal Gear

Pada type internal gear, gigi penggerak (drive gear) dihubungkan langsung ke ang volume dibentuk oleh dua gigi yang berubah- ubah pada saat berputar . Oli dihisap ke dalam pompa oli bila volume bertambah, dan dan akan keluar bila volume berkurang. Pompa oli tipe internal gear konstruksinya sederhana dan kemampuannya dapat diandalkan.


Gambar 2. Pompa Oli Type Internal Gear (New Step 1. 1995 : 3- 26)




b) Type External Gear
Pompa oli type external gear terdiri dari dua roda gigi. Roda gigi penggerak (drive gear) digerakkan oleh camshaft. Pada saat roda gigi berputar oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar, hal ini dikarenakan tidak adanya ruangan didalam housing serta kecilnya ruangan antara roda gigi dengan housing.

Gambar 3. Pompa Oli Type External Gear. (New Step 1. 1995 : 3- 26)

·         Pompa Oli Model Trochoit

Pompa oli model trochoid (trocnoid pump) dilengkapi dua rotor yaitu rotor penggerak dan rotor yang di gerakkan didalam rumah pompa (pump body). Bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar , maka rotor yang digerakkan langsung ikut berputar bersamasama. Rotor poros penggerak tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan, oleh karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh dua rotor yang berputar, oli terhisap ke pompa oli saat ruangan mengecil. Trotochoid pump bentuknya sederhana dibandingkan dengan pompa model gigi dan lebih dapat diandalkan , selain itu juga volume oli yang keluar lebih besar untuk setiap kali berputar. Ini berarti ukuran atau bentuk dari pompa tersebut kecil.






Gambar 4. Pompa Oli Model Trochoid (New Step 1. 1995 : 3- 26)

2. Fungsi Pelumasan

Pelumasan pada mesin berfungsi untuk mengatasi keausan yang terjadi antara dua permukaan logam yang saling bersingungan dan bergesekan sekaligus sebagai pendingin dan diatur oleh beberapa komponen-komponen dari sistem pelumasan tersebut. Pelumasan juga berfungsi sebagai pembersih dimana semua kotoran- kotoran dan debu akan diserap agar tidak mengganggu sistem kerja dari komponen mekanik kendaraan. Minyak pelumas bekerja dengan cara membentuk film (lapisan minyak pelumas) diantara dua permukaan logam yang saling bergesekan, misalnya antara poros engkol, bantalan torak, dan dinding silinder untuk mencegah agar tidak terjadi kontak langsung antara komponen- komponen tersebut .

Adapun fungsi dari minyak pelumas adalah:
·         Sebagai Pelumasan
Oli mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam mesin dengan cara membentuk lapisan film. Lapisan film tersebut berfungsi mencegtah kontak langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan.

·         Sebagai Pendingin
Pembakaran menimbulkan panas dan komponen- komponen mesin menjadi panas,hal ini menyebabkan keausan yang cepat pada komponen tersebut dan apabila tidak diturunkan temperaturnya maka mesin akan rusak maka dari itu sistem pelumasan sangat diperlukan.


·         Sebagai Perapat
Oli mesin membentuk lapisan antara torak dengan silinder. Ini berfungsi sebagai perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga mesin. Sebaliknya apabila ada kebocoran maka  gas campuran yang dikompresikan akan menekan disekeliling torak dan masuk kedalam bak engkol dan ini berarti akan kehilangan tenaga.

·         Sebagai Pembersih
Kotoran akan mengendap dalam komponen mesin seperti butiran- butiran logam hasil gesekan antara logam yang saling bersinggungan, ini menambah pergesekan dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan membersihkan kotoran tersebut untuk mencegah kotoran yang tertimbun didalam mesin.

·         Sebagai Penyerap Tegangan
Oli mesin menyerap dan menekan tekanan lokal dan ini bereaksi pada komponen yang dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak menjadi tajam saat terjadinya gesekan pada bagian yang saling berhubungan.

B.   Komponen Sistem Pelumasan Pada Toyota Starlet

Sistem pelumasan mesin pada Toyota Starlet menggunakan system pelumasan basah dengan sistem penyaluran dengan tekanan. Adapun komponen- komponen yang terdapat dalam sistem pelumasan pada Toyota Starlet adalah Sebagai berikut yaitu: (1) Pompa Oli (Oil Pump), (2) Saringan Oli (Oil Filter), (3) Pengatur Tekanan oli, (4) Bak Penampung Oli (Oil Pan), (5) Indikator tekanan oli.

1.      Pompa Oli (Oil Pump)

Pompa oli berfungsi untuk memompa oli dari penampung oli untuk melakukan pelumasan pada mesin. Telah di bahas macam- macam pompa oli, pada Toyota Starlet pompa oli yang digunakan adalah pompa oli model trochoid (trocnoid pump) dilengkapi dua rotor yaitu rotor penggerak dan rotor yang di gerakkan didalam rumah pompa (pump body). Bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar no 4, maka rotor yang digerakkan langsung ikut berputar bersama- sama. Rotor poros penggerak tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan, oleh karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh dua rotor yang berputar., oli terhisap ke pompa oli saat ruangan mengecil. Trochoid pump bentuknya sederhana dibandingkan dengan pompa model gigi dan lebih dapat diandalkan , selain itu juga volume oli yang keluar lebih besar untuk setiap kali berputar.



2.      Saringan Oli ( Oil Filter )

Oli mesin berangsur- angsur akan menjadi kotor karena bercampur dengan logam-logam, karbon dan endapan. Apabila bagian mesin yang bergerak dilumasi dengan oli yang kotor, maka lama- kelamaan komponen tersebut akan cepat aus. Untuk mencegah hal itu maka dipasang saringan oli (oil filter) pada sistem pelumasan untuk memisahkan kotoran- kotoran dari oli.
Pada saringan oli dipasang katup relief (relief valve), bila elemen tersumbat oleh kotoran- kotoran akan menyebabkan perbedaan tekanan antara saluran masuk (inlet) dengan saluran keluar (discharge) dan bisa melebihi tekanan yang ditetapkan (± 4,0 kg/cm2 , 14 psi atau 98 KPa), maka katup bypass akan membuka dan menyalurkan oli ke bypass element saringan dan oli disalurkan langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk menghindari kerusakan dan keausan yang lebih fatal. Toyota Starlet memakai saringan oli dengan sistem penyaringan secara langsung (full flow filtering) karena pada sistem ini oli yang akan mengalir ke bagian- bagian mesin yang akan dilumasi sudah benar- benar bersih karena sudah sepenuhnya melewati saringan oli.

Gambar 5. Saringan Oli dengan Penyaringan Langsung (PT. Toyota Astra Motor, 1995 : 1-70)

3.      Pengatur Tekanan Oli

Tekanan oli akan naik saat pompa oli digerakkan oleh mesin, sehingga pompa akan menghasilkan oli yang berlebihan saat kecepatan mesin bertambah. Hal ini akan menyebabkan oli bocor dan hilangnya tenaga. Untuk mencegah kebocoran oli dipasang semacam pengatur di dalam rumah pompa untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan tidak terpengaruh dengan kecepatan mesin. Apabila tekanan oli melebihi dari yang ditetapkan oli akan mendorong pegas yang terdapat pada relief valve sehingga relief valve akan membuka dan oli akan mengalir ke bak oli. Gaya pegas plunyer atau peluru sebagaimana dudukan, menyatu dengan bodipompa atau peti engkol, tekanan oli didalam sistem ini diatur oleh kepala plunyer yang diatur pada dudukan selama tekanan oli melebihi tekanan pegas, jika tekanan pegas melebihi batas, plunyer dikenai gaya dari dudukan yaitu oli melewati katup dan kembali ke panci oli.


Gambar 6. Pengatur Tekanan Oli (Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)

4. Bak Penampung Oli (Oil Pan)

Bak penampung oli (oil pan) merupakan sebuah penampung.oli yang terletak di bawah mesin poros engkol yang di pasang dengan mur dan diberi kertas sekat (lak). Bak oli biasanya dibuat dari baja dengan cara di pres tekan atau di cor dengan bahan bajam cair. Bak ini mempunyai bagian yang dalam untuk tempat pengangkatan oli. Lubang dengan penutup untuk menguras oli dipasang pada bagian bawah dari bak penampung agar oli dapat diganti setiap waktu sesuai dengan waktu yang di tentukan. Udara dialirkan melalui bak penampung oli untuk pendingin.




Gambar 7. Bak Penampung Oli (Oil Pan) (Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)

4.      Indikator Tekanan Oli

Indikator tekanan ini merupakan merupakan unit sensor jenis ini dilengkapi dengan lampu peringatan yang dipasang pada panel instrument dan telah diset dari titik kontak. Satu kontak dipasang ke diafragma yang dibebani pegas dan yang lainnya pada bodi. Kontak bergerak pada diafragma terisolir dari bodi dan dihubungkan ke pegas denagn suatu terminal eksternal yang terhubung dari lampu ke kabel.
Prinsip kerja dari indikator tekanan oli adalah sebagai berikut:
·         Kontak tertutup oleh tekanan pegas dan kemudian dalam sistem tidak ada tekanan. Lampu akan menyala jika penyalaan ON dan mesin tidak dijalankan.

·         Jika mesin di start, tekanan pompa oli ke sistem.
1). Tekanan bekerja pada diafragma melalui saklar.

2). Tekanan diafragma kembali ke pegas.

3). Sebelum mengeset tekanan, gaya yang bereaksi akibat tekanan. Sebelum mengeset  tekanan, gaya yang bereaksi akibat tekanan oli yang berlebihan dari pegas digunakan diafragma untuk menekan pegas sehingga kontak terbuka.
4). Lampu penunjuk, sakelarnya di OFF- kan.

·         Jika mesin di start, tekanan dalam sistem turun dibawah harga atau nilai tekanan sebelum di set.
                        1). Pegas melawan tekanan oli yang mengenai diafragma.
2). Diafragma melentur atau fleksibel baik baik gerakan maju atau gerakan mundur yang diikuti dengan gerakan maju mundurnya blok isolator dan kontak tertutup.
3). Lampu menyala dan memperingatkan pengemudi untuk melepaskan tekanan oli.



Gambar 8. Indikator Tekanan Oli (Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)

C.    Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Pada Toyota Starlet.

Minyak pelumas mesin yang terdapat pada bak mesin (Carter) dipompa oleh pompa minyak pelumas tipe trochoid dengan konstruksi roda gigi yang bergerak dan roda gigi yang digerakkan didalam rumah pompa. Ruang volume dibentuk oleh roda gigi yang berubah– ubah pada saat berputar. Oli dihisap kedalan pompa oli melalui saluran suction dan keluar melalui saluran discharge. Oli yang dipompa untuk melumasi komponen yang ada didalam mesin yang membutuhkan sistem pelumasan, sebelum minyak pelumas bersirkulasi, lebih dahulu minyak pelumas tersebut disaring oleh filter minyak pelumas, minyak pelumas yang masih kotor dikembalikan lagi ke bak oli oleh katup relief.
Oli yang telah disaring akan melumasi bagian komponen- komponen yang membutuhkan sistem pelumasan seperti kepala silinder, jurnal poros bubungan, Bearing poros engkol, noken as, batang piston, mekanisme katup, rocker arm, piston dan silinder.

Prinsip kerja sistem pelumasan mesin pada Toyota Starlet adalah sebagai berikut
dari pompa oli minyak pelumas akan dialirkan sebagian ke filter oli sebagian dialirkan ke katup relief (relief valve), minyak pelumas yang masuk ke dalam katup relief tekanan katup membuka sebesar 4,0 kg/cm2 ,dan selanjutnya oli dikembalikan lagi ke bak oli, Minyak pelumas yang masuk ke saringan oli, oli dilanjutkan menalir ke katup by pass dalam hal ini tekanan membuka 1,0 kg/cm2 yang selanjutnya oli akan disemprotkan ke seluruh komponen yang membutuhkan pelumasan seperti kepala silinder, poros engkol, batang piston, piston dan silindernya, jurnal poros bubungan, noken as, katup lifter, katup steam, gigi penggerak, dan gigi yang digerakkan dalam hal ini minyak pelumas yang melumasi komponen tersebut sudah dalan keadaan bersih dan selanjutnya setelah minyak pelumas itu dialirkan ke seluruh bagian tersebut maka minyak pelumas tersebut akan kembali lagi ke bak oli (oil pan).

D.   Minyak Pelumas Mesin

Minyak pelumas mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam mesin dengan cara membentuk lapisan film. Lapisan ini berfungsi mencegah kontak langsung antara permukaan metal membatasi keausan. Minyak pelumas mesin mempunyai syarat-syarat tertentu diantaranya:
1. Harus mempunyai kekentalan yang tepat, apabila terlalu rendah, lapisan oli akan mudah rusak dan akan menyebabkan keausan pada komponen.
2. Kekentalan harus relatif stabil tanpa adanya perubahan dalam temperatur.
3. Oli mesin harus sesuai dengan penggunaan metal.
4. Tidak merusak atau anti karat terhadap komponen.
5. Tidak menimbulkan busa.
6. Minyak pelumas harus dapat mengurangi keausan pada benda yang bersinggungan. Minyak pelumas mesin diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. Klasifikasi Berdasarkan Kakentalan
Kekentalan adalah besarnya tahanan dalam suatu pengaliran minyak pelumas, jadi derajat kekentalan adalah menunjukkan kekentalan minyak pelumas, oli cenderung menjadi encer dan mudah mengalir ketika panas dan cenderung menjadi kental saat kondisi dingin. Kekentalan dinyatakan dengan angka yang disebut dengan indeks kekentalan. Apabila indeks kekentalannya rendah oli cenderung encer, jika indeks kekentalannya tinggi maka oli cenderung kental. Derajat kekentalan minyak pelumas dinyatakan dengan SAE (Society Automotif Engine), sedang untuk menentukan derajat kekentalan haruslah diketahui faktor- faktor sebagai berikut:
a). Besar beban yang harus di dukung oleh minyak.
b). Temperatur operasi.
c). Luas bidang gesek.
d). Kecepatan gerakan.

Klasifikasi Berdasarkan SAE Penggunaan
SAE 20W – 50
SAE 70 W
SAE 80 W- 90
SAE 140 W- 250 W
Untuk melumasi bagian komponen mesin yang membutuhkan sistem pelumasan seperti melumasi batang torak, piston, dinding silinder, mekanisme katup, rocker arm.bearing poros engkol, bearing poros bubungan Untuk melumasi bagian roda gigi hipoid, melumasi power steering.

2. Klasifikasi Berdasarkan Kualitas

Kualitas oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standart API (American Petroleum Institute). Klasifikasi API biasanya tercantum pada kemasan oli mesin untuk menambah tingkatan SAE sehingga pemilihan akan lebih mudah dilihat dari perbandingan kondisi pengoperasian kendaraan. Klasifikasi API terbagi menjadi dua yaitu: klasifikasi API untuk mesin bensin dan klasifikasi API untuk mesin diesel. Tetapi dalam hal ini penulis hanya membahas tentang klasifikasi API untuk mesin bensin, karena sesuai dengan mesin yang dipakai oleh penulis.

Klasifikasi API Untuk Mesin Bensin

Klasifikasi API Penggunaan
SA Minyak murni tanpa bahan tambahan (aditive)
SB Untuk mesin operasi ringan atau jarang digunakan.
SC Untuk mesin kendaraan buatan tahun 1964- 1967
SD Untuk mesin kendaraan buatan tahun 1968- 1990
SE Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1971 ke atas
SF Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1980 ke atas
SG Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1989 ke atas
SH Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1993 ke atas
SJ Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1997 ke atas
SL Spesifikasi baru yang dikeluarkan pertamina untuk mesin kendaraan buatan tahun 2001 ke atas (PT. Toyota Astra Motor, 1995 : 2-18 )

Dalam penggunaan minyak pelumas antara kendaraan satu dengan yang lainnya dibedakan, beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah adanya perbedaan penggunaan minyak pelumas yang berkaitan dengan tingkat kekentalanya yang dinyatakan denagn SAE, semakin rendah indek kekentalan dari minyak pelumas maka minyak pelumas cenderung encer.
Semakin tinggi indek kekentalan dari minyak pelumas maka semakin kental pula minyak pelumas tersebut, dan itu baik terhadap mesin karena minyak pelumas tetap stabil terhadap temperatur. Toyota Starlet sendiri memakai klasifikasi API kode SF, dan memakai minyak pelumas dengan SAE 30, saat ini SAE 30 sulit didapatkan maka sebagai gantinya minyak pelumas yang digunakan adalah SAE 20W-50. Toyota Starlet menggunakan mesin dengan tipe 2E, penggunaan minyak pelumas dengan klasifikasi API kode SF tersebut disesuaikan dengan tahun pembuatan mobil tersebut yaitu pada tahun 1985 walaupun begitu sampai sekarang Toyota Starlet masih di produksi.




E.     Analisis Gangguan Sistem Pelumasan dan Cara Mengatasinya

Sistem pelumasan memegang peranan penting dalam proses kerja mesin jika terjadi kerusakan pada sistem ini kerja mesin akan terganggu dan tentunya hal ini tidak diinginkan, maka dari itu sistem pelumasan harus sering dilakukan pengecekan agar terjadi gangguan yang dapat menyebabkan mesin menjadi rusak.


Gambar 9. Pemeriksaan Gangguan Pada Sistem Pelumasan Mesin (Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)

1.      Pemakaian Minyak Pelumas Yang Boros

Hal ini disebabkan oleh:
A.    Kebocoran terjadi dari baut pembuangan minyak pelumas. Apabila baut pembuangan yang ada dibagian bawah dari tempat minyak pelumas kendor, maka minyak pelumas akan keluar. Maka kencangkan baut pembuangan tersebut. Penyebab dari bocornya minyak pelumas yang disebabkan dari baut penyumbat minyak pelumas adalah sebagai berikut:
·         Pada saat pengencangan baut penyumbat kurang kencang.
·         Gasket dari baut penyumbat telah rusak atau robek.
·         Baut penyumbat yang telah aus.
·         Ulir dari bak oli yang sudah aus atau rusak.






Gambar 10. Baut Pembuangan Minyak Pelumas (Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)

B.     Kebocoran terjadi melalui rumah pompa bahan bakar. Apabila baut-baut pengikat pompa bahan bakar dengan blok mesin kendor dan minyak pelumas merembes ke luar maka kencangkan baut baut tersebut.

C.     Minyak pelumas keluar melalui saringan minyak pelumas. Apabila minyak pelumas merembes keluar melalui bagian dimana saringan minyak pelumas ditetapkan pada blok mesin, maka kencangkan baut pengikatnya. Apabila terjadi kebocoran pada tutup saringan, maka kencangkan baut tersebut. Namun jangan diputar terlalu kokoh karena dapat merusak saringan minyak pelumas. Namun demikian apabila setelah dikencangkan masih terdapat kebocoran maka hal tersebut menunjukan bahwa pakaing-pakingnya perlu diganti yang baru.




Gambar 11. Saringan Minyak Pelumas. (Daryanto. 2004 : 24)

D.    Minyak pelumas keluar dari tutup kepala silinder (silinder head). Kalau minyak pelumas melalui tutup kepala silinder dan kepala silinder. Maka kencangkan baut pengikatnya sehingga sama rapat pada semua permukaanya. Apabila masih terjadi kebocoran maka ganti paking.

E. Minyak pelumas masuk kedalam ruang bakar. Bagian mesin kendaraan (dinding silinder, torak, cincin torak) suatu saat akan mengalami keausan akibat adanya gesekan hal ini menyebabkan minyak pelumas yang ada pada carter masuk kedalam ruang bakar melalui sisi-sisi torak tersebut. Minyak pelumas yang masuk kedalam ruang bakar mengakibatkan sulitnya bahan bakar untuk dikompresi sehingga menyebabkan daya mesin yang dihasilkan berkurang atau kurang optimal lebih-lebih mesin tidak dapat bekerja. Untuk hal tersebut, langkah yang perlu dilakukan adalah mengganti komponen torak dan cincin torak. Apabila dinding silinder sudah mengalami keausan atau tergores maka silinder tersebut di oversize.

Bagian yang diperiksa, Penyebab gangguan & Cara mengatasi

1). Oli mesin, penyebab utamanya adalah oli mesin yang telah lama dipakai sehingga menyebabkan minyak pelumas tersebut dapat menjadi kotor, dan hal tersebut dapat mengakibatkann kerja mesin kurang optimal yang lebih fatal lagi mesin bisa menjadi rusak, untuk penanganannya sebaiknya oli mesin sering dicek dan jika sudah lama dipakai sebaiknya diganti dengan yang baru agar mesin tetap awet. Oli mesin yang terlalu banyak sebenarnya ini tidak baik karena dapat mengakibatkan kurang maksimalnya tenaga mesin maka dari itu harus mengurangi oli tersebut, hal ini sebenarnya tidak akan terjadi jika dalam mengisi oli mesin terlebih dahulu kita mengeceknya dengan stik oli atau sesuai dengan ketentuan yang disarankan oleh pabrik.

2). Oli seal dan gasket, biasanya ini disebabkan oleh oli yang bocor dari oli seal dan gasketnya karena seal dan gasket dari oli tersebut telah rusak atau pecah karena telah lama dipakai maka dari itu setiap mengganti oli mesin disarankan untuk mengganti seal dan gasketnya agar tidak terjadi kebocoran.

3). Saluran pernafasan, merupakan bagian yang sangat berperan dalam minyak pelumas karena jika selang tersebut tersumbat maka akan menyebabkan gangguan yaitu oli menjadi boros maka dari itu bersihkan saluran pernafasan tersebut.

4).        Katup hisap dan katup buang , jika kedua katup ini tidak lagi bekerja secara maksimal maka penggunaan oli dapat boros karena diakibatkan dari telah ausnya sisi katup tersebut untuk menanggulanginya ganti katup itu atau dengan cara di sekur.

2.      Minyak pelumas menjadi encer.

Pada waktu tertentu jumlah minyak pelumas mesin sudah ditambah pada sampai dengan batang pengukur menunjukkan tanda “F” (penuh). Setelah beberapa hari dipakai, kemudian minyak pelumas tersebut diperiksa kembali tetapi, batang pemgukur menunjukkan lebih tinggi daritanda “F”. Hal inidapat saja terjadi karena adanya kemungkinan tercampurnya minyak pelumas dengan bahan bakar atau pendingin.

Terdapat bahan bakar dalam minyak pelumas
Apabila mesin menjadi aus (torak, cicin torak), maka tekanan kompresinya akan berkurang sehingga pembakaran tidak dapat berlangsung dengan sempurna. Dengan demikian bahan bakar yang tak terbakar dan akan mengalir kedalan ruang engkol melalui sisi-sisi torak dan mengencerkan minyak pelumas.

2.1 Bagian yang diperiksa, Penyebab gangguan, &Cara mengatasi
A. Dinding silinder, torak, dan cincin torak, penyebabnya adalah kerusakan atau keausan pada dinding silinder, torak, dan cincin torak cara mengatasinya sebaiknya mengganti dindding silinder, torak ,dan cincin torak, tetapi hal ini jarang dilakukan, tetapi mengatasinya biasanya hanya melakukan oversize dinding silinder tersebut tetapi torak dan cincin torak harus terdapat air didalam minyak pelumas. Keadaan dimana minyak pelumas bercampur dengan air jarang terjadi tetapi apabila ada hal tersebut karena adanya air pendingin yang masuk kedalam ruang engkol. Masuknya air pendingin kedalam ruang engkol disebabkan karena paking kepala silinder rusak atau mengalami keausan pada dinding silinder dan kepala silinder.

B. Paking kepala silinder, jika paking kepala silinder tersebut rusak atau aus maka dapat berimbas pada minyak pelumas yaitu minyak pelumas kemungkinan akan bercampur dengan air maka dari itu untuk menanggulanginya kemungkinan tersebut maka ganti paking tersebut dengan yang baru.

D.    Dinding silinder dan kepala silinder, dengan rusaknya komponen tersebut maka dapat mengakibatkan bercampurnya minyak pelumas dengan air maka dari itu ganti dinding silinder dan kepala silinder atau hanya dapat mengganti perekat atau gasketnya.

3.      Minyak Pelumas Kotor

Hal ini disebabkan oleh adanya partikel-partikel logam akibat gesekan yang terjadi antara logam, penyebab lainnya adalah bercampurnya minyak pelumas dengan air, oksidasi-oksidasi karbon dan kerak- kerak hasil pembakaran.

4.      Pompa Minyak Pelumas Rusak.

Pompa minyak pelumas berfungsi untuk memompa minyak pelumas dari oil pan ke sistem pelumasan. Kerusakan pompa ini di sebabkan oleh bantalan pompa yang rusak pada saat beroperasi pada tekanan yang berubah- ubah dan endapan kotoran yang mengumpul pada bagian bawah penampung minyak. Penyebab lainnya akibat rusaknya pompa minyak pelumas adalah kelonggaran pada rotor penggerak pompa yang akan memperlemah daya pemompaan.

5.      Saringan Minyak Pelumas Tersumbat.

Saringan minyak pelumas berfungsi untuk membersihkan minyak pelumas sebelum masuk ke dalam mesin, yaitu dengan membersihkan kotoran- kotoran yang ada didalam minyak pelumas, seperti debu, beram logam, dan endapan- endapan logam. Kotoran- kotoran tersebut merusak minyak pelumas dan mempercepat keausan.

6. Tekanan Minyak Pelumas Kurang.

Pelumasan dengan cara tekan pada oli agar bisa lolos dari saringan lalu masuk ke saluran utama kemudian menuju ke kepala silinder, jurnal poros bubungan, mekanisme katup kemudian minyak pelumas mengalir kembali menuju keruang carter. Tekanan minyak pelumas harus kuat karena penentun mengalirnya minyak pelumas ke seluruh komponen mesin yang memerlukan pelumasan. Kurangnya pelumasan menyebabkan pelumasan pada mesin tidak sempurna.




7.      Tekanan Minyak Pelumas Tiba-tiba Turun dan Tidak Dapat Naik Lagi

1). Oli mesin, supaya tidak mengalami gangguan pada tekanan minyak pelumas maka oli mesin harus sering dicek jikam minyak pelumas dirasa kurang maka segeralah untuk ditambahkan.

2). Sambungan pipa minyak pelumas, sambungan minyak pelumas yang rusak atau sobek, maka dari itu tambahkan sealer pada sambungan tersebut atau alangkah baiknya sambungan itu diganti dengan yang baru.

3). Bantalan poros engkol, rusaknya bantalan poros engkol dapat menyebabkan gangguan pada tekanan minyak pelumas maka untuk menangulanginya segeralah ganti bantalan poros engkol dengan yang baru.

8. Mesin Cepat Panas

Minyak pelumas oli dapat berfungsi sebagai alat pendingin pada mesin yang membantu prinsip kerja utama alat pendingin yang biasanya menggunakan radiator, namun air dalam radiator tersebut hanya bekerja di silinder head dan dibagian blok mesin, apabila dijumlahkan hanya meliputi setengah dari sistem pendingin yang dibutuhkan. Sisanya dilakukan oleh peredaran minyak pelumas didalam mesin. Peredaran minyak tersebut membawa panas yang bersirkulasi ke segala arah, sehingga pendinginan dapat terjadi. Kasus ini biasanya terjadi akibat terganggunya sirkulasi mimyak pelumas di mesin karena adanya penyumbatan di filter oli, penyumbatan di saluran pelumasan, rendahnya tekanan pompa oli, kurangnya minyak pelumas, kekentalan minyak pelumas yang tidak sesuai spesifikasi.

9. Pelumasan Tidak Sempurna

Pelumasan yang tidak sempurna karena kurangnya perhatian terhadap pelumasan dapat berakibat fatal terhadap mesin. Akibat yang ditimbulkan adalah :

1.      Tenaga mesin atau motr akan berkurang karena energinya banyak terbuang untuk melawan gaya gesek yang terjadi.

2.      Motor akan cepat panas dan berisik.

3.      Komponen sistem pelumasan menjadi cepat rusak.

4.      Kerja mesin tidak stabil karena berputar tidak lancar.





BAB III

( PENUTUP )

A.    Simpulan

Berdasarkan dari uraian yang telah penulis jelaskan maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut :
1.      Sistem pelumasan yang dipakai oleh Mazda MR 90 adalah system pelumasan basah dengan sistem penyaluran dengan tekanan.

2.      Komponen dari sistem pelumasan yang dipakai oleh Mazda MR 90 meliputi pompa oli, saringan oli, pengatur tekanan oli, indikator tekanan oli, bak penampung oli (oli pan).

3.      Prinsip kerja pelumasan mesin Mazda MR 90 adalah oli di pompa oleh pompa trochoid tetapi terlebih dahulu melewati saringan kasar, kemudian masuk ke saringan oli, oli yang masih kotor dikembalikan lagi ke bak oli oleh relief valve, oli yang sudah bersih digunakan untuk melumasi komponen yang membutuhkan pelumasan mesin.

4.      Fungsi dari sistem pelumasan pada kendaraan adalah sebagai pendingin, perapat, pelumas, dan sebagai penyerap tegangan

5.      Pompa oli yang dipakai oleh Mazda MR 90 adalah pompa oli dengan model trochoid.

6.      Gangguan yang sering terjadi dalam sistem pelumasan adalah borosnya penggunaa minyak pelumas yang disebabkan oleh bocornya baut penyumbat oli, ausnya baut penyumbat oli.


B. Saran
Akhirnya dari penyusunan laporan Proyek Akhir ini, penulis akan memberikan saran yang berkaitan dengan sistem pelumasan pada Mazda MR 90 pada khususnya dan kendaraan pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.                 Melakukan perawatan secara berkala agar sistem pelumasan kendaraan selalu dalan keadaan baik.
      
2.                 Dalam mengganti minyak pelumas sebaiknya disesuaikan dengan kendaraan yang telah ditetapkan oleh pabrik.

3.                 Apabila terjadi gangguan terhadap sistem pelumasan segeralah mungkin untuk memperbaikinya agar tidak terjadi kerusakan yang lebih berat.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim , 1985, Toyota Starlet , Jakarta : PT. Toyota Astra Motor, 1992, Pedoman Reparasi Mesin 4A- FE , Jakarta : PT. Toyota Astra

Motor. , 1995, New Step 1 Training Manual , Jakarta : PT. Toyota Astra Motor. , 1995, Step 2 Training Manual , Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.

Boendarto, 2003, Panduan Praktis Tune Up Mesin Mobil , Jakarta : Kawan Pustaka.

Daryanto, 2004, Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil , Jakarta : Bumi Aksara.

Hermanto, Robby.2010, Teknik Pemeliharaan mobil , Jakarta : Bumi Aksara

Edi Sigar, 1998, Buku Pintar Otomotif , Jakarta : Pustaka Delapratasa.


1 komentar:

  1. Seminole Hard Rock Hotel & Casino - MapYRO
    Get directions, reviews and information for Seminole 창원 출장샵 Hard Rock 안동 출장안마 Hotel & 아산 출장안마 Casino in Las Vegas, NV. 777 오산 출장샵 Seminole Way, Las Vegas, 아산 출장안마 NV 89109.

    BalasHapus